Latar Belakang
Nabi Yunus
merupakan salah satu Nabi dan Rasul diantara 25 Nabi yang wajib diimani oleh
umat Islam. (QS As-Shaffat: 139). Namanya diabadikan dalam al-Quran sebagai
salah satu nama surah yakni surah yang ke-10. Surah ke-10 dinamai surah Yunus
karena di dalamnya diterangkan tentang kisah Nabi Yunus As terutama pada ayat
yang ke - 98. Selain pada ayat tersebut kisah tentang Nabi Yunus juga disebut
pada surah lain, yakni QS. al-Anbiya/21 ayat 87-88 dan QS. Ash-Shafat/37 ayat
139-148.
Sebagaimana halnya dengan Nabi dan Rasul lainnya, Nabi Yunus juga memiliki mukjizat yang luar biasa yaitu selamat dari telanan ikan yang besar.
Dalam beberapa keterangan disebutkan bahwa Nabi Yunus ditelan oleh ikan yang sangat besar kemudian di bawah ke dasar laut yang paling dalam sebagaimana digambarkan dalam al-Quran sebagai tempat (paling) gelap.
Al-quran menggambarkan Nabi Yunus berseru kepada Tuhan
dalam keadaan gelap. Disebut sebagai tempat paling gelap karena peristiwa masa
kegelapan yang dialami Nabi Yunus sungguh berlapis-lapis, yaitu selain berada
di dalam perut ikan, peristiwa itu juga terjadi pada malam hari, serta Nabi
Yunus dibawa oleh ikan ke dasar laut yang paling dalam, tempat dimana tidak
bisa ditembus oleh cahaya.
Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa ikan paus itu
membawa Yunus menyelam hingga sampai di dasar laut.
Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa pada ayat tersebut menggunakan kata zhulumāt (gelap) dalam bentuk jamak, maksudnya adalah Yunus berada pada kondisi gelap yang berlapis², yaitu gelapnya perut ikan paus, gelapnya lautan, dan gelapnya malam hari. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Amr ibnu Maimun, Said ibnu Jubair, Muhammad ibnu Ka'ab, Ad- Dahhak, Al- Hasan, dan Qatadah.
Dalam berbagai riwayat disebutkan pula bahwa nama ikan
yang menelan Nabi Yunus bernama ikan Nun dan oleh sebagian mufassir diyakini
masih hidup hingga sekarang bahkan sampai hari kiamat.
Bagi orang Islam, karena kisah ini dikemukakan dalam Al-Quran maka sesuatu yang harus diyakini kebenarannya. Akan tetapi, yang dipersoalkan dikemudian adalah benarkah ikan yang digambarkan oleh al-Quran adalah sejenis paus sebagaimana disebutkan oleh para mufassir? Menarik untuk diulas.
Pendapat Para Mufassir.
Peristiwa ditelannya Nabi Yunus oleh ikan diabadikan dalam al-Quran yaitu pada QS al-Anbiya/21 : 87-88 dan QS ash-Shafat/37 : 139 - 148. Berikut saya kutip ayatnya :
(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim. (QS al-Anbiya/21 : 87)
Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
(QS ash-Shafat/37 : 142)
Pada kedua ayat tersebut tidak disebutkan secara spesifik
spesies ikan yang menelan Nabi Yunus. Hanya saja disebutkan ikan yang sangat
besar (al-Huutu). Oleh para mufassir seperti Ibnu Katsir ketika menafsirkan QS
al-Anbiya 87 dan QS As-Shaffat ayat 142 menyebutkan bahwa ikan yang menelan
nabi Yunus itu adalah ikan paus. Bahkan Ibnu Katsir mengutip beberapa hadis
sahih bahwa ikan paus itu bernama Zun Nun. Zun Nun secara harfiah bermakna
orang yang mempunyai ikan yang besar atau berkawan dengan ikan. Dikatakannya
demikian karena Nabi Yunus berada dalam perut ikan dalam waktu yang cukup lama,
ada yang menyebut selama 3 hari, 7 hari bahkan sampai 40 hari.
Penafsiran yang sama disebutkan oleh Wahbah Az-Zuhaili
dalam tafsir Al-Wajiz, Abdullah bin Abdul Aziz Al-'Awaji dalam tafsir
Ash-Saghir, dan beberapa kitab tafsir lainnya bahwa ikan besar itu adalah ikan
paus.
Penyebutan bahwa ikan yang dimaksud itu adalah paus, dapat ditemukan juga dalam beberapa (interpretasi) hadis, seperti pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir dan al-Baihaqi dari Sa‟ad ibn Abi Waqash, bahwa Nabi saw. Bersabda: “Doa Dzun Nun (nabi Yunus a.s.) ketika ia berdoa pada saat berada dalam perut ikan paus, 'Laa ilaaha illaa Anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiina' (tiada Tuhan melainkan Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya hamba termasuk orang-orang yang zalim). Maka, tidak ada seorang Muslim pun yang berdoa kepada Tuhannya dengan doa ini menyangkut suatu hal, melainkan Tuhan memperkenankan doanya itu” (HR. Baihaqi).
Kendati demikian, tidak semua mufassir secara gamblang
menyebut ikan yang dimaksud itu adalah paus dan tidak pula menyebut nama
spesies ikan lainnya.
Pandangan Sains Biologi
Oleh karena ayat tidak menyebutkan secara spesifik bahwa ikan itu adalah paus. Maka, dalam pandangan Sains biologi ada dua kemungkinan: Pertama, membenarkan bahwa yang menelan Nabi Yunus itu adalah paus sebagaimana pendapat sebagian besar mufassir. Kedua, jenis ikan besar yang menelan Yunus itu bukan Paus akan tetapi oleh ikan besar dengan spesies lain.
Pertama, pendapat yang mendukung pendapat para mufassir,
itu dapat dilihat dengan beberapa alasan:
1). Ayat itu menyebut "ikan yg besar",
sementara salah satu spesies ikan yang paling besar yang pernah ditemukan
adalah hiu paus (whale shark). Panjang tubuh hiu paus ini bisa mencapai hampir
40 kaki dan beratnya mencapai sekitar 9.071 kilogram atau setara dengan 20 ribu
pound. Hiu paus juga memiliki mulut yang sangat besar, yaitu lebarnya bisa
mencapai sekitar 5 kaki.
2). Dari beberapa spesies paus, ada diantaranya yang cara makannya dengan cara mengisap, bukan dengan cara menggigit atau mengunyah. -Kendati, dalam riwayat disebutkan bahwa tubuh Yunus tetap utuh meski telah masuk ke dalam perut ikan karena ikan tersebut telah diinstruksikan oleh Allah agar tidak menyebabkan tubuh Yunus terluka dan tulangnya patah-. Akan tetapi dalam pandangan Sains, bisa jadi tubuh Nabi Yunus tetap utuh tanpa tercabik² ada keterkaitannya karena ia ditelan dengan cara diisap oleh paus.
3). Ikan yang seringkali didengar memiliki muntahan, adalah paus. Ini kurang lebih sejalan dengan QS. As-Shaffat ayat 145 yang berbunyi "Kemudian Kami lemparkan dia (Yunus) ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit". Redaksi kata melempar disini, sangat cocok dimaknai "memuntahkan". Karena makhluk yang biasanya melempar adalah mereka yang memiliki tangan, sementara paus tidak memiliki tangan.
4). Dalam ayat disebutkan bahwa Yunus berada dalam tempat
yang paling gelap (zhulumāt), yang salah satu maknanya karena berada di dasar
lautan paling dalam yang tidak bisa ditembus cahaya. Nah salah satu ikan yang
mampu berenang ke dasar lautan yang paling dalam adalah
paus, terutama paus sperma dan paus berparuh Cuvier.
Mereka dapat menyelam hingga kedalaman 2.000 meter atau lebih, dan paus sperma
bahkan dapat mencapai kedalaman 3.000 meter atau lebih.
Malah, Dr. Zaghloul Al-Najjar seorang Geolog asal Mesir meyakini bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah paus biru. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Yunus dibawa oleh ikan itu melintasi seluruh lautan. Riwayat ini diperkuat oleh penelitian para ilmuan Amerika Serikat dari US National Marine Fisheries Servies (NMFS) yang mengemukakan bahwa ikan paus mampu berenang sejauh 10 ribu kilometer dari kutub selatan ke perairan tropis bukan untuk tujuan makan ataupun untuk berkembang biak.
Terlepas apa jenis spesiesnya, pendapat pertama ini
meyakini ikan yang dimaksud adalah paus.
Sementara pandangan Sains Biologi yang bertentangan
dengan pendapat para mufassir, diantara argumentasinya:
1). Paus bukanlah satu² ikan yang paling besar yang
pernah ada. Ada beberapa spesies ikan lain yang
memiliki ukuran yang besar, salah satunya hiu megalodon. -kendati saat
ini ikan purba ini telah dinyatakan punah-.
2) Pada ayat dan terjemahannya disebutkan bahwa yang
menelan Nabi Yunus adalah ikan yang besar. Kata ikan disebut dengan tegas.
Sementara dalam pandangan Sains Biologi, paus itu tidak termasuk ke dalam
spesies ikan, ia termasuk ke dalam spesies mamalia. Maka menyebut ikan paus
dalam pandangan Sains Biologi adalah sebuah kekeliruan besar. Karena paus bukan
ikan, tetapi spesies mamalia. Jika mengacu pada pandangan ini, maka dapat
dipastikan penafsiran yang menyebutkan ikan paus adalah sebuah kekeliruan yang
nyata.
3) Paus merupakan mamalia air yang memiliki kerongkongan
yang sangat kecil yang hanya cocok memakan plankton yang secara sains tidak
mungkin mampu menelan manusia secara utuh. Apatah lagi, diyakini tubuh manusia
dulu jauh lebih besar dari tubuh manusia sekarang.
4). Masa hidup paus bervariasi, tergantung jenisnya.
Kendati, beberapa paus balin seperti paus biru dapat hidup hingga 80-90 tahun,
paus bergigi seperti paus sperma sekitar 60-70 tahun. Paus kepala busur, yang
dikenal sebagai mamalia terpanjang umurnya, dapat hidup lebih dari 200 tahun.
Tidak ada seekor paus pun yang mampu hidup sampai hari kiamat. Fakta ini
bertentangan dengan isyarat ayat bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus itu mampu
hidup sampai hari kiamat. Seperti bunyi ayat "Maka kalau sekiranya dia tidak
termasuk orang- orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap
tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit" (QS. As-Shaffat
ayat 143-144). Pada ayat ini memberi isyarat bahwa seandainya Nabi Yunus tidak
bertaubat dan banyak berzikir maka ia akan tetapi berada dalam perut ikan
sampai hari kiamat. Itu artinya ikan ini diproyeksikan untuk hidup hingga
hari kiamat.
Lantas jika masih hidup, dimanakah keberadaan ikan itu
sekarang? Tidak ada dalil pasti, hanya saja dalam beberapa mitos dan tradisi
yang berkembang menyebutkan bahwa ikan itu berada di Samudera Selatan atau laut
yang mengitari laut India. (Fahmi Rizky Ardhani, 2025).
Oleh karena itu, ada sebagian yang berpendapat bahwa ikan
yang menelan Nabi Yunus itu adalah ikan yang sama dengan ikan yang sekejap
menghabisi makanan yang disiapkan oleh Nabi Sulaiman, yaitu ikan Nun. -Kendati
dalam beberapa penafsiran juga menyebut bahwa ikan yang sekejap menghabisi
hidangan yang disiapkan Nabi Sulaiman adalah paus juga-.
Terlepas atas pro kontra tersebut, jika sekiranya
argumentasi sains beserta dalil²nya ini diterima maka sudah seharusnya
penafsiran yang menyebut ikan paus musti diperbaharui. Akan tetapi, jika
sebaliknya yang benar, ikan Nun itu adalah paus sebagaimana penafsiran para
mufassir, maka defenisi yang dirumuskan oleh para Saintis Biologi sepertinya
perlu ditinjau ulang.
Wallahu
'Aelam.
Dirhamzah
(Dosen Integrasi Keilmuan Pada Prodi Biologi FST UIN Alauddin Makassar).